MENJELANG Hari Bhayangkara Ke-79 tanggal 1 Juli 2025, Kepolisian Republik Indonesia (Polri) melakukan mutasi dan rotasi besar-besaran. Ada 702 personel Polri baik dari perwira tinggi, perwira menengah maupun pagawai negeri sipil (PNS) yang ikut dirombak.
Termasuk juga Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Komjen Polisi Setyo Budiyanto yang dimutasikan menjadi Pati Itwasum Polri dalam rangka pensiun. Begitu pula Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Polisi Eddy Hartono dimutasikan menjadi Pati Densus 88 Antiteror Polri, juga dalam rangka pensiun.
Yang menarik adalah terdapat 23 polisi wanita (polwan) yang naik ke berbagai jabatan strategis, di antaranya adalah sebagai Kapolres. Namun sejumlah kalangan menilai, meski mutasi dilakukan dalam rangka penguatan kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan tugas Polri, justru publik tetap bertanya-tanya terutama terkait sejumlah perwira termasuk perwira perempuan.
Oleh karenanya, Polri harus dapat menjadikan mutasi dan rotasi ini sebagai bagian dari dinamika organisasi guna meningkatkan kinerja dan regenerasi di tubuh Polri. Di samping itu hendaknya mencerminkan komitmen Polri dalam menjaga profesionalisme dan responsivitas dalam pelayanan kepada masyarakat.
Begitu juga penempatan polwan dalam jabatan Kapolres harus menunjukkan bahwa Polri terus mendorong kesetaraan dan profesionalisme berbasis kompetensi tanpa membedakan gender. Sehingga komitmen Polri untuk terus meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan struktur organisasi guna menjawab tantangan dan harapan masyarakat secara adaptif serta humanis dapat segera terwujud.
Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi