Makassar -- Wali Kota Makassar, Munafri Arifuddin, menghadiri kegiatan pembukaan Smart Project Based Learning (PBL) dan Pelatihan Berbasis Kompetensi yang dilaksanakan oleh Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Makassar, Senin (15/09/2025).
Acara yang digelar di Aula Syekh Yusuf ini menjadi momentum penting dalam memperkuat sinergi antara pemerintah kota, lembaga pelatihan, dan masyarakat untuk mencetak generasi muda yang terampil dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.
Kehadiran Wali Kota bersama sejumlah jajaran SKPD disambut langsung oleh Kepala BBPVP Makassar, La Ode Haji Polondu. Ia menegaskan bahwa dukungan pemerintah kota menjadi bukti nyata bahwa para peserta pelatihan resmi diterima dan harus semakin percaya diri menatap masa depan.
Dalam sambutannya, Munafri menyampaikan bahwa pelatihan vokasi adalah salah satu jalan keluar untuk menjawab tantangan urbanisasi dan kebutuhan tenaga kerja di Makassar.
“Kota Makassar adalah kota besar dengan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata nasional. Tapi ini juga berarti beban yang lebih besar, terutama dalam penyediaan lapangan kerja. Pelatihan vokasi seperti ini adalah jawaban konkret agar masyarakat punya peluang kerja yang layak,” ujarnya.
Ia pun menjelaskan bahwa Pemerintah Kota Makassar menaruh perhatian khusus terhadap pengembangan generasi muda. Olehnya kehadiran program unggulanya Munafri-Aliyah, Makassar Creative Hub (MCH) penting sebagai pelengkap jalur pendidikan formal dan vokasi.
Program tersebut, jelas Munafri, disiapkan Pemkot Makassar untuk memberikan upgrading skill dan specialized knowledge bagi anak muda, agar mereka lebih siap memasuki dunia kerja maupun membangun usaha sendirian.
“Di sekolah dan kampus, ilmu yang didapat masih bersifat umum. Di Makassar Creative Hub, anak-anak kita dibekali keterampilan spesifik sesuai kebutuhan industri. Ini yang membuat mereka bisa langsung siap kerja,” jelas Munafri.
Tak hanya berfokus pada masyarakat perkotaan, Munafri juga menaruh perhatian besar pada warga kepulauan. Ia mengapresiasi langkah BBPVP Makassar yang menghadirkan pelatihan vokasi langsung di pulau-pulau, sehingga akses pendidikan keterampilan tidak lagi terpusat di daratan.
“Saya tahu betul bagaimana tantangan saudara-saudara kita di pulau,” pungkasnya.
Ia menuturkan jauhnya Jarak tempuh dari pulau ke darat bisa lebih dari satu jam, ditambah lagi ombak tinggi saat musim barat dan timur yang mencapai 3–4 meter. Kondisi tersebut sering membuat mereka sulit menjangkau kota untuk mendapatkan pelatihan.
“Karena itu, kehadiran program vokasi yang langsung turun ke pulau adalah bentuk kepedulian nyata pemerintah bagi masyarakat pesisir dan kepulauan,” paparnya.
Menurutnya, model pelatihan seperti ini adalah wujud pemerataan kesempatan yang selama ini menjadi harapan warga pulau. Dengan mendekatkan akses, anak muda di pulau dapat memperoleh keterampilan tanpa meninggalkan keluarga atau mengorbankan waktu dan biaya besar untuk transportasi.
“Mereka cukup menunggu di sana, pelatihan yang datang menghampiri. Artinya, pemerintah benar-benar hadir untuk memastikan semua warga, tanpa terkecuali, bisa menikmati hak yang sama dalam mengembangkan diri,” tambahnya.
Menutup sambutannya, Munafri mengibaratkan pelatihan vokasi BBPVP maupun program MCH pemerintah kota sebagai kail untuk memancing ikan.
“Pemerintah tidak lagi memberi ikan, tapi memberikan kail sebagai bekal keterampilan agar masyarakat bisa mencari penghidupan sendiri. Dengan begitu, mereka mampu menyejahterakan keluarga, menggerakkan roda ekonomi, dan berkontribusi bagi pembangunan kota,” tutupnya.(*)