Logo

Banjir Luwu Utara Rendam 36 Desa, BPBD: Tingkatkan Status Jadi Darurat Bencana

LUWU UTARA -- Bencana banjir di Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, semakin meluas. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara, setidaknya ada 36 Desa di 7 kecamatan yang berdampak sehingga banyak warga terpaksa mengungsi. BPBD juga telah menaikkan status keterangan darurat bencana.

Banjir tersebut terjadi akibat derasnya hujan yang mengguyur wilayah itu sejak beberapa hari terakhir, sehingga mengakibatkan tiga sungai besar di Kabupaten Luwu Utara meluap, yakni Sungai Baliase, Sungai Rongkong dan Sungai Lampuawa. 

Bencana hidrometeorologi ini mengakibatkan sekitar 26.157 jiwa terdampak, selain itu banjir kali ini juga menyebabkan empat desa di Luwu Utara terisolir.

Kepala Desa Beringin Jaya, Alimuddin mengatakan, diduga peristiwa tersebut terjadi akibat adanya pendangkalan dan meluapnya sungai Rongkong sehingga ada beberapa titik tanggul yang jebol.

"Meluapnya sungai Rongkong, sehingga mengakibatkan ada beberapa titik tanggul yang jebol dan air bah masuk ke pemukiman warga, akibatnya merendam beberapa rumah dan fasilitas lainnya baik itu sekolah maupun rumah ibadah," ujarnya, Kamis (25/4/2024). 

Peristiwa banjir tersebut juga mengakibatkan sebagian besar warga terpaksa mengungsikan diri karena tingginya air, hingga mencapai satu meter lebih.

"Ketinggian air mencapai kurang lebih satu meter, sehingga ada sebagian warga memilih mengungsi di musala dan rumah kerabat," sambungnya.

Pihaknya berharap, pemerintah mampu memberikan bantuan yang saat ini tengah dibutuhkan masyarakat setempat akibat peristiwa banjir tersebut.

"Kita berharap agar pemerintah setempat langsung menurunkan bantuan, baik itu air bersih serta logistik berupa makanan siap saji karena hampir semua stok pangan terendam banjir," jelasnya.

Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Luwu Utara, Muslim Muktar menerangkan, ada tujuh kecamatan yang terdampak banjir yakni Sabbang Selatan, Sabbang, Malangke, Malangke Barat, Baebunta Selatan, Sukamaju Selatan, dan Mappideceng. Dari tujuh kecamatan tersebut, sebanyak 36 desa kebanjiran dan 26.157 warga yang terdampak. 

"Banjir ini sudah memasuki hari keempat dan belum surut," tuturnya.

Muslim juga menjelaskan, banjir mulai melanda tujuh kecamatan tersebut diakibatkan meluapnya tiga sungai besar yakni Rongkong, Masamba dan Sungai Baliase pada Senin lalu (22/4/2024) sekitar pukul 21.00 Wita, sehingga pihaknya mengeluarkan surat keterangan darurat bencana. 

"Luwu Utara sudah darurat bencana, tiga sungai besar di Kabupaten Luwu Utara meluap hingga masuk ke permukiman warga, sebagian warga yang terdampak sudah ada yang mengungsi," jelasnya.

Ia menambahkan, BPBD sampai saat ini masih melakukan penanganan di beberapa lokasi banjir di Kabupaten Luwu Utara.

"Untuk saat ini kita masih melakukan penanganan di lokasi banjir, baik itu desa yang terisolir," tandasnya.

Diketahui selain bencana banjir, Kabupaten Luwu Utara juga dilanda bencana tanah longsor tepatnya di Kecamatan Rongkong. Akibat peristiwa tersebut sejumlah desa yang berada di kawasan pegunungan terisolir, sementara pemerintah setempat berupaya membuka akses karena jalur tertutup akibat longsor.