Logo

Varian Baru Covid-19 Dalam Kekhawatiran Baru

MUNCULNYA varian baru Covid-19 turut membawa kekhawatiran baru. Selain pandemi yang bisa menjadi lebih panjang, kekhawatiran lain adalah dampaknya terhadap ekonomi yang mungkin akan timbul. Tidak terkecuali di Indonesia.

Meskipun, analisis saya, masuknya varian baru virus korona itu tidak serta-merta berdampak pada ekonomi. Hal itu bergantung pada kondisi dan kesiapan di dalam negeri. Virus varian baru atau lama akan memberikan dampak jika persebarannya tidak terkendali. Seandainya Indonesia mampu melaksanakan protokol kesehatan dengan lebih baik, mencegah persebaran virus, serta tidak ada lonjakan kasus, dampak baru pada ekonomi dalam negeri tidak akan timbul.

Saat ini ekonomi kita sudah landai. Sudah sempat turun. Setelah turun, sekarang mulai membaik. Naik pelan-pelan. Itu tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang mulai memperbolehkan dilakukannya aktivitas sosial-ekonomi. Kalau nanti virus varian baru itu masuk dan tidak menimbulkan lonjakan kasus, kebijakan pemerintah yang sekarang bisa tetap berjalan. Otomatis, tidak ada dampak baru pada ekonomi.

Hingga 14 Januari 2021, pemerintah menerapkan kebijakan yang melarang WNA masuk ke Indonesia. Padahal, apakah WNI yang datang dari luar negeri sudah bebas dari varian baru virus itu? Menurut saya, kebijakan itu kurang berani. Kalau mau menghindari virus varian baru, seharusnya untuk sementara benar-benar ditutup pintu masuk dan pintu keluar negara. Sambil menunggu dan mengamati perkembangan di luar negeri.

Di sisi lain, saat ada kekhawatiran terhadap virus varian baru, pemerintah terus melakukan persiapan pendistribusian vaksin Covid-19. Bagaimana dampaknya terhadap perekonomian?

Yang patut digarisbawahi, perekonomian Indonesia terkait dengan aktivitas sosial-ekonomi yang dilakukan masyarakat. Selama pemerintah memberikan ruang bagi kegiatan sosial-ekonomi untuk berjalan, secara bertahap perekonomian Indonesia akan bangkit.

Adanya vaksin akan memberikan confidence pada perekonomian. Vaksin bakal membuat masyarakat lebih yakin. Masyarakat bisa melakukan aktivitas sosial-ekonomi lebih banyak. Vaksinasi akan berpengaruh pada perekonomian jika dilakukan secara intensif. Kalau dilakukan terhadap tidak sampai 1 persen penduduk Indonesia, vaksin tidak akan memberikan pengaruh. Maka, vaksin butuh kecepatan. Namun, kecepatan itu juga membutuhkan waktu dan persiapan yang matang.

Vaksinasi akan menjadi tantangan terberat yang dihadapi pemerintah pada kuartal I 2021. Pada saat yang sama, terjadinya lonjakan kasus harus dicegah. Hal itu hanya bisa dilakukan dengan melaksanakan protokol kesehatan secara ketat.

Dua hal itu saling berkaitan. Vaksinasi tidak bisa dilakukan apabila terus terjadi lonjakan kasus. Sebab, orang yang telanjur sakit tidak bisa diberi vaksin. Vaksin hanya untuk orang sehat. (jp)

Oleh PITER ABDULLAH