INFOSULAWESI,com, WAJO -- Pengerjaan jalan rabat beton di Dusun Watang, Desa Leppangeng, Kecamatan Belawa, Kabupaten Wajo, diduga tak sesuai spesifikasi.
Pasalnya, baru beberapa bulan setelah pengerjaan jalan sudah mulai mengalami kerusakan seperti beton terangkat.
Proyek rabat beton dengan nomor kontrak 240.SPK.Cb.29.4.4/2023 tersebut menelan APBD Wajo sebesar Rp 500 juta.
Rabat beton ini dikerjakan dengan swakelola dan pelaksananya Kelompok Kerjasama Antar Desa (KKAD) Kecamatan Belawa.
Berdasarkan papan informasi, proyek rabat beton ini sepanjang 321 meter dengan anggaran Rp500 juta yang juga digunakan pengerjaan talud sepanjang 642 meter.
Pekerjaan tersebut merupakan tanggungjawab Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Wajo.
Kegiatan ini bernama Pengembangan Infrastruktur Sosial Ekonomi Wilayah (PISEW).
Bakri mengatakan, jalan tersebut baru dua bulan selesai pengerjaan dan kini telah rusak.
"Sudah berdebu. Padahal jalan beton ini baru sekitar dua bulan. Pasir-pasir sudah naik ke permukaan," kata seorang pengendara, Bakri, pada wartawan Senin (24-07-2023).
Bakri juga menyanyangkan proyek tersebut dikerjakan oleh kelompok yang harusnya secara aturan harus di lelang.
"Kenapa juga bukan lelang. Ini kan dikerjakan oleh kelompok, bukan perusahaan," kata Bakri.
Jika melihat aturan, proyek dengan anggaran Rp200 juta harus dilelang dan dikerjakan oleh pemenang tender.
Sementara, yang tertera di papan proyek, rabat beton dikerjakan oleh Kelompok Kerjasama Antar Desa.
Dirinya juga pertanyakan fungsi dari Kelompok Kerjasama Antar Desa di Kecamatan Belawa ini.
"Apakah ini Kelompok Kerjasama Antar Desa muncul jika ada proyek yang akan dikerjakan?. Siapa-siapa saja anggotanya. Tidak jelas," kata dia.
Tidak hanya itu, talud yang tertuang dalam peruntukan anggaran, tidak terlihat fisiknya.
Pasalnya, bagian kiri dan kanan badan jalan hanya dipondasi saja.
Pondasi ini tidak masuk dalam anggaran proyek Rp500 juta.
"Dimana itu talud? yang ada di pinggir jalan itu, itu saluran air warga. Banyak warga yang perbaiki saluran airnya," kata dia.
Bakri juga mempertanyakan mengapa anggaran sebesar itu pengerjaannya tidak maksimal.
"Anggaran sebesar itu, kok hasilnya tidak maksimal?," kata dia.
Bedasarkan keterangan warga, rabat beton tersebut juga diklaim oleh salah satu bakal calon legislatif.
Warga minta Kejaksaan Negeri Wajo atau Polres Wajo untuk turun lapangan. (*)
Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News