Logo

Anwar Ibrahim Resmi Dilantik Menjadi Perdana Menteri Malaysia ke-10

Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah (kanan) resmi melantik Anwar Ibrahim (kiri) sebagai Perdana Menteri ke-10, Kamis (24/11/2022). (Foto: Istimewa)

dwnoerinsul222_640_10

INFOSULAWESI.com, MALAYSIA -- Raja Malaysia, Al-Sultan Abdullah resmi melantik Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri ke-10, Kamis (24/11/2022). Pelantikan Anwar Ibrahim disiarkan langsung di stasiun televisi nasional pukul 17.00 waktu setempat. 

Anwar menyebut, akan memegang jabatan dengan jujur serta menunaikan berbagai kewajiban dengan seluruh kemampuan. “Bahwa, saya akan melepaskan kesetiaan sejati kepada Malaysia," kata Anwar dalam sumpah yang dibacakan dihadapan Raja Al-Sultan. 

"Dan akan menjaga, melindungi, dan mempertahankan konstitusinya,” ujarnya. Anwar memastikan, ia akan patuh kepada bangsa dan negara selama menjalankan jabatan sebagai Perdana Menteri Malaysia ke-10. 

“Saya tidak akan memberi tahu atau mengungkapkan kepada siapa pun baik secara langsung maupun tidak langsung. Masalah apa pun yang menjadi pertimbangan saya atau yang akan saya ketahui sebagai perdana menteri,” katanya.

“Kecuali, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi kewajiban saya sebagaimana mestinya atau sebagaimana yang secara khusus diizinkan oleh Yang Mulia,” ucapnya. Penunjukkan pemimpin oposisi lama Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri oleh Raja Malaysia, mengakhir lima hari krisis pasca pemilihan umum (pemilu). 

Pemilu pada, Sabtu (19/11/2022), berakhir dengan hasil gantung yang belum pernah terjadi sebelumnya. Dimana tidak ada satu pun dari dua aliansi utama mengamankan kursi yang cukup di parlemen untuk membentuk pemerintahan. 

Mereka membutuhkan 112 kursi untuk membentuk pemerintahan. Koalisinya yang dikenal sebagai Pakatan Harapan, memenangkan kursi terbanyak dalam pemungutan suara hari Sabtu dengan 82. 

Sementara, blok Perikatan Nasional Muhyiddin memenangkan 73. Anwar yang berusia 75 tahun sebelumnya pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri pada 1993-1998 dan perdana menteri pada 2018. 

Anwar memimpin koalisi partai multietnis dengan kecenderungan progresif. Sementara aliansi Muhyiddin mencerminkan pandangan yang lebih konservatif, etnis melayu, muslim.