Logo

AS Desak Akhiri Perang Gaza, Trump Sebut Rakyat Amerika Mulai Membenci Israel

Presiden AS Donald Trump (kiri) bertemu dengan PM Benjamin Netanyahu (kanan) di Ruang Biru Gedung Putih di Washington, DC, pada 7 Juli 2025. (Foto: ToI)

WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang ingin memenuhi janji untuk mengakhiri perang Gaza dan mendorong perdamaian, mengatakan ia kecewa dengan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu. Trump juga dilaporkan mengatakan kepada donor Yahudi bahwa rakyat Amerika mulai membenci Israel.

Presiden Trump semakin yakin bahwa PM Netanyahu memperpanjang perang Israel di Gaza untuk mempertahankan kekuasaan politiknya. Pernyataan itu disampaikan oleh dua pejabat pemerintahan Trump yang tidak disebutkan identitasnya.

Menurut laporan yang dipublikasi pada Kamis (31/07/2025), menyebutkan bahwa Trump dan banyak ajudannya semakin bersemangat untuk mengakhiri pertempuran di Gaza di tengah kecaman luas atas tindakan Israel di masa perang, termasuk dari faksi isolasionis yang semakin berkembang di Partai Republik.

Dengan negosiasi untuk kesepakatan penyanderaan dan gencatan senjata yang kembali menghadapi rintangan berat, Presiden Trump dilaporkan semakin yakin bahwa Israel telah mencapai tujuan militernya di Gaza sejak lama, dan bahwa pertempuran saat ini terutama dipicu oleh kepentingan politik perdana menteri.

Laporan tersebut dipublikasikan saat utusan Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, bertemu dengan PM Netanyahu di Yerusalem pada Kamis sore (31/07/2025) untuk membahas negosiasi yang terhenti antara Israel dan Hamas.

Witkoff juga dijadwalkan melakukan kunjungan langka ke Gaza selama kunjungannya, untuk mengunjungi pusat-pusat distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) yang didukung AS dan Israel.

Yayasan ini telah memicu reaksi keras internasional dalam beberapa bulan terakhir di tengah laporan penembakan mematikan yang hampir setiap hari terjadi di lokasi mereka oleh pasukan Israel.

Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan lebih dari 1.000 orang telah tewas akibat tembakan Israel di dekat lokasi GHF, meskipun Israel mengatakan jumlah korban jiwa tersebut dibesar-besarkan.

AS desak Israel izinkan lebih banyak bantuan masuk Gaza

Trump menugaskan Witkoff untuk membentuk penilaiannya sendiri tentang situasi kemanusiaan di Gaza dan kelayakan GHF sebagai distributor bantuan.

Para pembantu Trump juga dilaporkan telah mendiskusikan desakan kepada Israel untuk meningkatkan pasokan makanan dan perlengkapan lain yang diizinkan masuk ke Jalur Gaza, sehingga cukup banyak yang akan sampai ke tangan warga sipil, bahkan jika beberapa di antaranya dicuri oleh Hamas, seperti yang diklaim Israel telah terjadi berulang kali.

Sebelumnya pada hari Kamis, Trump mendesak Hamas untuk menyerah dan membebaskan 50 sandera yang ditawannya guna mengakhiri kelaparan dan penderitaan lainnya di Gaza.

“Cara tercepat untuk mengakhiri Krisis Kemanusiaan di Gaza adalah Hamas menyerah dan membebaskan para sandera!!!,” tulis Trump di platform Truth Social miliknya.

Pernyataan tersebut menandakan perubahan nada dari beberapa komentarnya baru-baru ini mengenai kekurangan pangan di Gaza, di mana ia menentang sikap Israel, termasuk dalam konferensi pers hari Selasa ((29/07/2025) bersama PM Inggris, Keir Starmer.

Ketika ditanya apakah ia yakin dengan pernyataan Netanyahu bahwa tidak ada kelaparan di Gaza, Trump menjawab: “Berdasarkan tayangan televisi, tidak terlalu yakin, karena anak-anak itu terlihat sangat lapar.”

Israel kehilangan dukungan di kalangan sayap kanan Amerika

Laporan tersebut menyebutkan, Trump tidak hanya dimotivasi oleh keprihatinan kemanusiaan dalam upaya mengakhiri pertempuran di Gaza, tetapi juga ia merasa frustrasi atas kegagalannya yang berulang kali dalam memenuhi janji-janji kampanyenya, salah satunya membawa perdamaian ke Timur Tengah.

Trump berusaha melanjutkan warisan yang ia ukir pada masa jabatan pertamanya dengan Perjanjian Abraham, yang menormalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab, dan terus berupaya menciptakan perdamaian di seluruh kawasan.

Selain aspirasi kepresidenannya sendiri, semakin banyak pemilih Partai Republik yang juga merasa kecewa dengan aliansi AS-Israel, karena sebagian basis pendukung Trump beralih ke kebijakan luar negeri yang lebih isolasionis.

Seruan Trump bertgajuk “America First” yang sering didengungkan, sebagian besar telah memandu dunia Make America Great Again.

Meskipun Partai Republik tetap pro-Israel, beberapa anggota parlemen seperti anggota kongres sayap kanan Marjorie Taylor-Greene, yang menyebut perang Israel di Gaza sebagai “genosida” pada X awal Juli, telah mewujudkan perubahan ini di kalangan sayap kanan Amerika.

Greene masih menjadi satu-satunya suara di antara perwakilan Partai Republik, dengan langkahnya untuk membatalkan pendanaan AS bagi sistem pertahanan rudal Iron Dome Israel gagal dalam pemungutan suara 422-6 di awal Juli.

Pergeseran ini sebagian besar terjadi di luar lingkaran kekuasaan, dan khususnya di kalangan pemuda sayap kanan Amerika.

“Rakyat saya mulai membenci Israel”

Trump baru-baru ini memperingatkan seorang donatur kampanye Yahudi bahwa basis MAGA-nya mulai berbalik melawan Israel, sebagaimana dilansir Financial Times pada Rabu (30/07/2025).

“Rakyat saya mulai membenci Israel,” ujar Trump kepada donatur terkemuka yang tidak disebutkan namanya.

“Ada orang-orang di Gedung Putih yang menyaksikan narasi ini berkembang di sayap kanan, di dunia MAGA, yang sangat anti-Israel, sangat anti-Yahudi,” kata seorang pakar yang tidak disebutkan namanya yang memiliki kontak di dalam pemerintahan Trump.

Sebuah jajak pendapat CNN bulan ini menemukan bahwa persentase anggota Partai Republik yang percaya bahwa tindakan Israel telah sepenuhnya dibenarkan telah turun dari 68% pada tahun 2023 menjadi 52%.

Sementara itu, jajak pendapat Pew Research pada bulan April menemukan bahwa meskipun Partai Republik yang berusia di atas 50 tahun tetap sangat pro-Israel sejak 2022, tingkat ketidaksukaan terhadap negara Yahudi tersebut di kalangan pemuda Republik meningkat dari 35% menjadi 50% selama tiga tahun tersebut.

IKLAN_1

Simak berita dan artikel lainnya di:
Ikuti info terbaru di:
WhatsApp Channel Infosulawesi