INFOSULAWESI.com, LUWU UTARA -- Menarik apa yang terjadi pada Kegiatan Penilaian Kinerja Aksi Konvergensi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 di Hotel MaxOne Makassar, Kamis (25/5/2023), yang dilaksanakan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov).
Kepala Bappelitbangda Kabupaten Luwu Utara, Drs. H. Aspar, yang tampil mempresentasikan kinerja Aksi Konvergensi Stunting Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Luwu Utara, mempertanyakan perbedaan data ePPGBM dan SSGI yang terjadi.
Aspar mengatakan, sebenarnya Pemda Luwu Utara melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) telah melaksanakan dengan sangat baik seluruh tahapan konvergensi pada 2022. Namun, kenyataannya angka stunting malah cenderung naik.
“Saya baru, tetapi cukup heran dengan angka stunting. Angka ePPGBM turun menjadi 12,58%, sedangkan SSGI malah naik 29,8%. Padahal objek yang diukur sama. Ini sudah melampaui standar error yang dapat diterima,” ucap Aspar di hadapan peserta.
Ia menyebutkan, faktor yang memengaruhi naiknya angka stunting di Luwu Utara adalah SDM Kader Posyandu yang rendah. Tak hanya itu, alat ukur standar yang juga masih kurang. Dan tak kalah berpengaruh adalah kunjungn posyandu yang masih kurang.
“Faktor yang berpengaruh terhadap naiknya angka stunting karena SDM kader posyandu yang rendah, alat ukur standar yang masih kurang, serta kunjungan ke posyandu yang juga masih kurang. Segala kekurangan akan menjadi perhatian serius kita,” imbuhnya.
Untuk diketahui, kegiatan tahunan Pemprov Sulsel ini bertujuan menilai kinerja pemerintah kabupaten/kota dalam percepatan penurunan stunting tahun 2022. Acara inni diikuti oleh 24 Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten/Kota se-Sulawesi Selatan. (*/LH)
Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News