Logo

Presiden Jokowi Jelaskan Alasan Pemerintah Beri Insentif Kendaraan Listrik

Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato pada peringatan Hari Konstitusi 2023 dan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 MPR di Plaza Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023). (Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta/rwa)

hutri78_INSUL700_5

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap alasan pemerintah memberikan insentif kepada pembeli kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB). Kepala negara menyebut, subsidi itu berkaitan dengan investasi.

Kepala negara menekankan, persaingan global saat ini sangat ketat. Oleh karena itu, menurutnya penting untuk melakukan penyesuaian kebijakan nasional.

"Banyak yang menyampaikan kenapa kita memberikan insentif kepada pembeli mobil listrik yang angkanya juga kalau kita lihat sangat besar. Seingat saya kendaraan bermotor Rp7 juta, mobil listrik disubsidi kurang lebih Rp70 juta," kata Presiden saat menyampaikan pidatonya dalam peringatan Hari Konstitusi dan HUT ke-78 MPR di Gedung Nisantara IV, Senayan, Jakarta, Jumat (18/8/2023).

"Ini untuk apa, ya karena negara lain semua melakukan itu," ujarnya. Ia pun mencontohkan sejumlah negara tetangga yang juga melakukan kebijakan sayang sama.

Di Thailand kata Presiden, pemerintah setempat memberikan subsidi pembeliaan kendaraan listrik sekitar Rp68 juta. Ia menyebut, jika pemerintah memberikan subsidi dibawah negara lain, maka tidak akan ada investasi yang masuk ke Indonesia.

"Kalau kita dibawah itu, investasi semua akan pergi ke sana, tidak akan pergi ke Indonesia. Ini lah dunia yang memang berkompetisi, sangat ketat sekali," ucapnya.

Presiden juga mengingatkan, Indonesia harus memiliki strategi besar dan teknis untuk mencapai visi misi bangsa. Akan tetapi, kepala negara, strategi tersebut kalau kita tidak boleh kaku.

"Tantangan dan peluang juga berubah sangat pesat setiap hari, setiap jam bisa berubah-ubah sehingga fleksibilitas menjadi penting. Jangan terlalu banyak aturan yang membelenggu, jangan terlalu banyak jebakan yang kita buat sendiri," ujarnya.

Ia pun menginginkan agar eksekutif diberikan kebebasan supaya lincah dalam menghadapi perubahan dan ketidakpastian global. Tentunya, hal itu disertai pengawasan yang efektif.

"Harus memberi ruang fleksibilitas, sehingga bisa bergerak cepat dalam memanfaatkan peluang, memenangkan persaingan, memenangkan kompetisi dengan negara lain. Karena di era kompetisi seperti sekarang ini, untuk bisa menang, kita harus lebih baik dari kompetitor dengan negara lain," katanya.

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News