JAKARTA – Isu reformasi Polri kembali mencuat dan menjadi sorotan publik. Presiden Prabowo Subianto disebut tengah menerima berbagai masukan dari tokoh bangsa dan masyarakat terkait perbaikan struktur Polri, termasuk soal kepemimpinan di institusi Bhayangkara tersebut.
Masyarakat menaruh harapan besar agar Presiden tidak sekadar melakukan pergantian pucuk pimpinan, tetapi juga memastikan agenda reformasi berjalan menyeluruh. “Reformasi Polri harus menghadirkan sosok yang berintegritas, punya rekam jejak kepemimpinan yang teruji, serta mampu mengembalikan kepercayaan publik,” ujar Andika Sutomo seorang tokoh masyarakat.
Satu Nama Menguat
Dalam forum terbatas bersama sejumlah tokoh, berhembus kabar bahwa hanya ada satu nama yang mencuat sebagai kandidat kuat pengganti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Nama tersebut dinilai memiliki pengalaman panjang, sepak terjang yang bersih, serta diterima baik oleh kalangan internal Polri maupun publik luas.
Seperti diketahui, sesuai mekanisme, Presiden selalu mengajukan hanya satu nama calon Kapolri kepada DPR untuk mendapat persetujuan. Karena itu, publik meyakini Prabowo akan sangat berhati-hati memilih sosok terbaik yang bisa membawa Polri ke arah yang lebih profesional dan dipercaya.
Harapan Publik
Harapan masyarakat cukup jelas, yakni Polri harus diperbaiki dari dalam. Struktur organisasi yang dianggap terlalu gemuk, praktik penanganan hukum yang masih sering memicu kritik, hingga rendahnya tingkat kepercayaan publik menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kapolri baru.
“Memang ada beberapa nama yang muncul di internal Polri. Tetapi harus ada sosok yang benar-benar bisa diterima, punya komunikasi baik, serta mampu merangkul senior maupun junior,” ungkap sumber terpercaya di lingkungan legislatif.
Di tengah dinamika tersebut, publik diminta bersabar menunggu siapa sosok yang nantinya akan diajukan Presiden. Namun, antusiasme masyarakat cukup tinggi, karena pergantian Kapolri kali ini dianggap sebagai momentum emas untuk melakukan reformasi menyeluruh.
“Kalau Presiden memilih sosok yang tepat, ini bisa menjadi titik balik bagi Polri. Kepercayaan publik bisa dipulihkan, citra Polri bisa diperbaiki, dan penegakan hukum akan kembali berdiri tegak,” kata seorang pengamat politik Nuichsan Asiz.
Jalan Panjang Reformasi
Reformasi Polri bukan hanya soal siapa Kapolri berikutnya. Namun, figur pemimpin yang baru akan menjadi simbol sekaligus motor perubahan. Publik berharap ke depan tidak ada lagi kesan tebang pilih dalam penegakan hukum, tidak ada ruang bagi praktik transaksional, serta Polri mampu mengedepankan transparansi dan keberpihakan pada rakyat.
Kini, bola ada di tangan Presiden Prabowo. Siapa pun yang kelak dipilih, masyarakat berharap sosok tersebut mampu membuktikan bahwa Polri benar-benar siap berubah, menjaga marwah institusi, dan menegakkan hukum tanpa pandang bulu. (*)