Gaza -- Seorang Jurnalis Palestina dan anaknya tewas ketika Jet Zionis Israel mengebom rumahnya di Jalur Gaza, Palestina, pada Kamis (26/10/2023) dini hari Waktu Gaza. Tragedi tersebut, meningkatkan total jurnalis terbunuh di Jalur Gaza menjadi 24 orang dalam waktu sekitar 20 hari.
Kantor Berita Palestina WAFA melaporkan, Jet Tempur Zionis Israel menembakkan beberapa rudal ke sebuah kediaman di kawasan Al-Zawaida, Jalur Gaza. Serangan itu mengakibatkan kematian Jurnalis Voice of Al-Aqsa Radio, yakni Duaa Sharaf dan anaknya dilansir dari laman Anadolu Agency, Sabtu (28/10).
Duaa Sharaf adalah Presenter Voice of Al-Aqsa Radio. Serangan udara Israel menargetkan rumah keluarganya, seperti pernyataan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, "Zionis Israel berupaya membungkam pemberitaan pembantaian di Jalur Gaza."
Sehari sebelumnya, Rabu (25/10/2023), serangan udara Zionis Israel juga membunuh anggota keluarga Kepala Biro Bahasa Arab Aljazeera, yakni Wael Dahdouh. Istri, putra, putri dan cucu Wael Dahdouh terbunuh di Jalur Gaza.
Rekaman ditayangkan Aljazeera menunjukkan, Dahdouh memasuki Rumah Sakit Martir Al-Aqsa di Deir el-Balah, Palestina, Rabu. Dahdouh datang untuk melihat istri, putra dan putrinya yang meninggal di kamar mayat.
Zionis Israel juga melakukan pembunuhan terhadap para jurnalis melalui serangan udara di Perbatasan Lebanon. Bahkan, itu dilakukan Zionis Israel pascahitungan hari membalas serangan dilakuan para pejuang Hamas, sejak (7/10/2023).
Lebih dari 7.900 orang telah tewas dalam perang tersebut. Termasuk, sedikitnya 6.546 Warga Palestina dan 1.400 Warga Zionis Israel.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Jalur Gaza telah kehabisan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar. Sementara, konvoi bantuan diizinkan masuk ke Jalur Gaza hanya membawa sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan karena Zionis Israel melakukan blokade.
Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News