Logo

Cuaca Ekstrem, Ratusan Nelayan di Makassar Enggan Melaut

Cuaca buruk dan gelombang tinggi yang melanda perairan Makassar dan sekitarnya, menyebabkan nelayan memilih tidak melaut sejak sepekan terakhir.

dwnoerinsul222_640_50

INFOSULAWESI.com, MAKASSAR -- Cuaca ekstrem dan gelombang tinggi melanda perairan Makassar dan sekitarnya sejak sepekan terakhir, menyebabkan ratusan nelayan memilih tidak melaut.

Mereka memilih menambatkan perahu-perahu miliknya di muara Sungai Jeneberang dan kanal Barombong menghindari gelombang tinggi.

Sampai saat ini, cuaca ekstrem masih terus menghantam wilayah perairan di sepanjang Kota Makassar, Kabupaten Gowa, dan Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel).

Salah seorang nelayan, Daeng Sarro, mengatakan kondisi cuaca buruk sudah terjadi selama tiga pekan sejak hujan deras dan angin kencang melanda. Ratusan nelayan kini menganggur tak bisa dapat mencari nafkah karena tak bisa melaut.

"Selama sepekan kencang ombak. Biasanya, paling lama 3 sampai 5 hari. Saat ini, sama sekali tidak ada aktivitas," kata Daeng Sarro, Sabtu (7/1/2023).

Sejumlah kapal nelayan sempat mencoba peruntungan melaut di sekitar perairan Pangkep hingga Sinjai. Namun, mereka kembali ke muara Sungai Jeneberang karena kapal tidak kuat melewati ombak besar setinggi 2 hingga 4 meter di sekitar perairan Sulawesi Selatan.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG )Wilayah Empat Makassar, Sulawesi Selatan sebelumnya telah mengimbau potensi bahaya gelombang tinggi dalam beberapa hari mendatang di wilayah perairan Makassar dan sekitarnya.

Gelombang dengan ketinggian 4 meter, termasuk dalam kategori berbahaya untuk pelayaran dengan ukuran kapal bertonase kecil dan sedang.

Tidak terkecuali terhadap kapal penyeberangan orang antar pulau-pulau di wilayah kepulauan gugusan spermonde Kota Makassar, Sulawesi Selatan. (B1)