INFOSULAWESI.com KOTAMOBAGU - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kotamobagu yang terletak di Kelurahan Pobundayan, kembali menuai sorotan setelah viral di media sosial adanya pasien BPJS yang menerima tindakan medis operasi melahirkan namun akhirnya meninggal dunia.
Viralnya Rumah Sakit ini setelah kejadiannya diunggah oleh Akun Facebook Yb Bayu. Dalam keterangan unggahan vidio tersebut pihak keluarga pasien terlihat marah dan tidak menerima atas tindakan Rumah Sakit yang mengakibatkan pasien meninggal dunia.
Salah satu keluarga Korban Dade Paputungan menjelaskan, awalnya pasien dalam keadaan sehat dan masuk ke rumah sakit sebelum ada tindakan medis operasi melahirkan.
"Keadaan pasien setelah operasi tidak sadarkan diri, menurut Keterangan dr,Bahwa Jantung Pasien sempat Berhanti Berdenyut Hinga Mengakibatkan Yang Bersangkutan Tidak Sadarkan Diri Hinga Hari Ini. Oleh Keluarga Sampai Hari Ini Tidak Ada Ruang Untuk Konsultasi Karna Ketika Suami Pasien Ingin Bertanya Kepada dr Yang Menangani Awal Oleh dr Yang Bersangkutan Itu Bukan Ranahnya Lagi Tapi Sudah Masuk Tangung Jawab dr Anastesi," kata Dade Paputungan.
Atas kejadian tersebut, pihak RSUD Kotamobagu, melalui Kepala Seksi Pelayanan Medis, dr. Angel Yecylia, dan dokter yang menangani pasien dr. Sri Tarti Manoppo, SP.Og. langsung memberikan klarifikasinya.
"Pelayanan yang kami lakukan di rumah sakit sesuai SOP, dan tidak ada yang mengabaikan ataupun melalaikan pasien ini. Dan setiap pasien ada resiko yang pastinya berbeda-beda. Dan catatan medisnya lengkap dan jelas yang kami berikan ke pasien sampai pasien meninggal dunia," kata dr. Angel Yecylia.
Demikian dokter Sri Tarti Manoppo, SP.Og, yang menjelaskan jika awalnya pasien memang sudah mempunyai riwayat penyakit hipertensi.
"Pasien memang sudah ada riwayat hipertensi, Dia periksa ke saya dua kali terakhir tanggal 28 Juli tensinya 140/100 disitu saya langsung memberikan obat dan saya katakan ke pasien bahwa ada penyakit darah tinggi, saat itu dia menanyakan bagimana dengan persalinan, saya katakan semua tergantung keluarga. Saya jelaskan kalau Ibu sudah berumur 37 tahun itu beresiko tinggi, dan anak sudah 4 . Jadi saya katakan sebaiknya persalinannya dilakukan Cesar, tapi ada resiko-resiko, seperti pendarahan, atau tiba-tiba darah tinggi bisa menjadi kematian di meja operasi," kata dokter Tarti.
Lanjut dokter Tarti, setelah mendengarkan penjelasan dokter oleh Pasien menyatakan dirinya akan berunding dulu dengan keluarga. Dan dokter pun tidak memberikan pengantar untuk operasi sebelum ada perundingan.
"Hari Minggu pasien masuk dan ditanya oleh bidan kalau dari mana, pasien katakan dari dokter Tarti dan ditanya apakah ada pengantar, pasien mengatakan tidak ada. Kalau sudah siap dilakukan operasi mau masuk hari ini karena akan dilaksanakan hari Senin, jadi dia masuk satu hari sebelum dilakukan operasi," terang dr. Tarti.
"Jadi dia ada kesempatan untuk berdiskusi dengan keluarga karena ini kan resiko, kalaupun normal ada resiko. Melahirkan juga secara operasi semua ada resiko, dan ini juga dengan hipertensi darah tinggi, ibu sudah usia 37 Tahun kehamilan yang sangat beresiko. Dan neik untuk operasi hanya dengan 1 kantong darah tapi yang lainya sedang dipersiapkan. Setelah dilakukan operasi pasien dalam keadaan stabil tidak ada keluhan, anak keluar dia sempat bertanya dokter saya pe anak apa, Ade cewek Bu, ooh iya Alhamdulillah," ujar dr. Tarti.
"Sudah mau jahit kulit bagian luar sudah tutup kan dia minta steril karena anak sudah 4 dan sudah berumur untuk pengikatan induk telur, tiba-tiba sudah terhenti jantung seperti itu. Dan saya tetap fokus di tugas saya tidak ada pendarahan sama sekali," terang dr. Tarti.
Dokter Angel Yecylia juga ikut memberikan jawaban, saat tindakan operasi darah pasien tetap dikontrol melalui monitor.
"Pasien serangan jantung, dan serangan jantung itu kapan saja dia terjadi, baik sementara beraktivitas itu kami tidak bisa prediksi. Kami langsung tindaki Anetesi setelah dokter Tarti menyelesaikan kandungannya dan aman, pasien kami pindahkan ke ICCU. Di situ kenangannya lebih insentif dan kami menggunakan monitor," kata Dokter Angel Yecylia.
Setelahnya kata dokter, pasien sempat dirujuk tapi seluruh rumah sakit sedang penuh.
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi