Logo

Ribuan Warga Kendari Saksikan Pawai Kendaraan Hias Pembuka STQN ke-28

Kafilah Provinsi Sulsel menggunakan replika perahu Pinisi dalam pawai kendaraan hias STQH Nasional ke-28 tahun 2025, Sabtu (11/10/2025) di Kota Kendari, Sultra. (Foto: Ist.)

KENDARI — Ribuan warga kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) tumpah ruah di sepanjang jalan protokol untuk menyaksikan pawai kendaraan hias sebagai rangkaian awal dari pelaksanaan Seleksi Tilawatil Qur’an dan Hadist Nasional (STQHN) ke-28 tahun 2025.

Peserta pawai dilepas secara resmi oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Dirjen Bimas Islam Kemenag), Abu Rokhmad, Sabtu (11/10/2025) di Kota Kendari, Sultra.

Dalam sambutannya, Abu Rokhmad menyampaikan apresiasinya atas antusiasme masyarakat Kendari yang turut menyaksikan kegiatan ini.

Menurutnya, kehadiran ribuan warga menjadi bukti bahwa kegiatan keagamaan seperti STQH dapat menjadi ruang kebersamaan yang inklusif dan mempererat persatuan bangsa.

Peserta pawai yang merupakan kafilah dari setiap provinsi di Indonesia, start dari Lapangan Benua-Benua dan berakhir di Alun-alun Kota Kendari yang punya Tugu Religi sebagai ikonnya.

Pawai kendaraan hias yang menampilkan ciri lkhas budaya masing-masing provinsi, bukan hanya menjadi ajang unjuk kebersamaan dan keberagaman budaya dari seluruh kafilah provinsi di Indonesia, melainkan juga sebagai simbol kesiapan mereka menampilkan segala kemampuan dalam kegiatan ini.

Foto-3-7

Kafilah Provinsi Papua dalam pawai kendaraan hias STQH Nasional ke-28 tahun 2025, Sabtu (11/10/2025) di Kota Kendari, Sultra. (Foto: Ist.)

Kafilah Papua menampilkan miniatur Rumah Honai, sedangkan kafilah Papua Barat menampilkan simbol Satu Tungku Tiga Batu sebagai lambang persaudaraan yang kokoh.

Simbol tersebut memiliki makna filosofis bahwa masyarakat Fakfak di Papua Barat, hidup dengan penuh persatuan, kerukunan, dan toleransi antarumat beragama.

Secara harafiah, tungku merupakan simbol kehidupan, sedangkan tiga batu melambangkan entitias manusia, yaitu “saya”, “kamu”, dan “dia” yang sesungguhnya merujuk pada agama yang berbeda dalam masyarakat Papua Barat, yaitu Islam, Protestan, dan Katolik.

Pemeluk dari tiga agama tersebut harus hidup berdampingan secara harmonis di bawah satu atap, yang dilambangkan dengan tungku.

Sedangkan Sulawesi Selatan (Sulsel) yang baru sepekan yang lalu menjadi tuan rumah pelaksanaan Musabaqah Qira’atil Kutub Internasional (MQKI), menampilkan mobil hias dengan ikon perahu Pinisi, simbol kejayaan dan semangat pelaut ulung Bugis-Makassar yang legendaris.

Menag: Wujud Semangat Persaudaraan

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar yang turut menyaksikan pawai kendaraan hias tersebut, mengapresiasi semangat dan kreativitas seluruh peserta.

“Pawai ini bukan sekadar hiburan, tapi wujud nyata dari semangat persaudaraan dan cinta tanah air yang ditampilkan melalui kearifan budaya masing-masing daerah,” ujar Nasaruddin.

Foto-1-20

Menag Nasaruddin Umar (kedua dari kiri) meyambut pawai kendaraan hias kafilah STQH sebelum membuka secara resmi STQH Nasional ke-28 tahun 2025, Sabtu (11/10/2025) di Kota Kendari, Sultra. (Foto: Ist.)

Menag Nasaruddin mengatakan, antusiasme masyarakat menunjukkan kuatnya dukungan publik terhadap kegiatan keagamaan yang menumbuhkan nilai moderasi.

“Luar biasa, semangat para kafilah peserta dan masyarakat Kendari patut diapresiasi. Ribuan orang hadir menyaksikan, dan ini turut menggerakkan roda perekonomian serta pariwisata daerah,” kata Menag.

Ia berharap semangat kebersamaan dalam pawai ini terus berlanjut hingga pelaksanaan STQHN 2025 selesai.

“Kegiatan ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai keagamaan, kebangsaan, dan kebudayaan dapat berpadu indah. Inilah Indonesia yang sesungguhnya, beragam, rukun, dan penuh semangat untuk berprestasi,” tandas Menag Nasaruddin.

Cabang Lomba dan Jumlah Peserta

Menurut Abu Rokhmad, STQH Nasional kali ini akan memperlombakan sejumlah cabang di bidang tilawah, tahfidz, tafsir, dan hadis.

“Cabang tilawah dibagi dalam kategori anak-anak dan dewasa, putra maupun putri. Untuk tahfidz, terdapat golongan 1, 5, 10, 20, dan 30 juz. Sedangkan cabang tafsir diselenggarakan bagi putra dan putri dengan dasar tafsir yang beragam,” ujarnya.

Untuk cabang hadis, terdapat tiga kategori, yaitu hafalan 100 hadis beserta sanadnya, hafalan 500 hadis tanpa sanad, serta penulisan karya ilmiah hadis.

Cabang yang terakhir ini merupakan inovasi baru dalam penyelenggaraan STQH tahun 2025 ini.

Adapun jumlah peserta dan pendukung yang akan hadir di STQH Nasional di Kendari, diperkirakan mencapai 3.921 orang.

Rinciannya, 1.027 peserta lomba, 663 peserta tambahan, 364 peserta cadangan, dan 1.500 orang pendamping, pelatih, panitia, serta ofisial.

STQH Nasional ke-28 tahun 2025 di Kota Kendari, Sultra, mengangkat tema, “Syiar Al-Qur’an dan Hadis: Merawat Kerukunan, Melestarikan Lingkungan.” (**)