Logo

DLH Pemprov Sulbar Berikan Wawasan Lingkungan Kepada Mahasiswa STIKES BBM Majene

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) memberikan materi kelestarian lingkungan kepada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa (STIKES BBM) Majene di Mamuju, Jumat (29/12/2023).

MAMUJU --  Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) menambah wawasan mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bina Bangsa (STIKES BBM) Majene untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Kepala DLH Provinsi Sulbar Zulkifli Manggazali, di Mamuju, Jumat (29/12), mengatakan, DLH Provinsi Sulbar memberikan edukasi mahasiswa STIKES BBM Majene untuk menambah wawasan agar dapat berperan menjaga kelestarian lingkungan.

Ia mengatakan, salah satu materi edukasi untuk menambah wawasan adalah mengajak mahasiswa mengunjungi tempat pembuangan akhir (TPA) Adiadi yang terletak di Desa Botteng Utar Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju.

Menurut dia, dengan kunjungan tersebut dapat meningkatkan rasa kepedulian mahasiswa terhadap kelestarian lingkungan dan mengetahui bahwa sampah yang selama ini ada di TPA, sebagian besarnya masih bisa dimanfaatkan kembali atau masih memiliki nilai ekonomi.

"Sampah botol plastik, atau kemasan seperti sabun, sampo, skincare, kardus, kertas bekas, kemasan minuman kaleng dan lain sebagainya, masih bisa dimanfaatkan dan ditabung di bank sampah terdekat, dan masih memiliki nilai ekonomi yang bisa dimanfaatkan bagi mahasiswa," katanya.

Selain itu, dengan mengunjungi TPA tersebut, diharapkan dapat menimbulkan kesadaran bagi mahasiswa dalam hal pengelolaan sampah dimulai dari sumbernya yakni dimulai dari rumah.

Sehingga kata dia, mahasiswa dapat ikut mengurangi timbunan sampah di TPA dan dapat memperpanjang umur pemakaian TPA, karena mahasiswa aman berperan dalam mengelola sampah agar bernilai ekonomis.

Ia mengatakan, dalam menambah wawasan mahasiswa tentang pelestarian lingkungan, DLH Sulbar juga memperlihatkan beberapa hasil kerajinan dari hasil daur ulang sampah.

Kerajinan itu seperti vas bunga dari kaleng minuman soft drink dan botol bekas, tempat tissue dari kertas koran bekas, baju bodo dari karung bekas, maupun pot bunga dari tutup botol plastik dan ekobrick.

Kemudian mahasiswa diajak melihat pembuatan kompos dari sampah organik seperti sisa sayuran, daun kering dan sisa kulit buah. Kompos itu dapat dijual sebagai pupuk dan media tanam untuk budi daya pertanian.

Cek berita dan artikel yang lain infosulsawesi.com di Google News