Logo

Harun Al Rasyid, Mantan Raja OTT KPK Kini Berdagang dan Mengelola Pesantren

Dr Harun Al Rasyid kini sibuk berdagang dan mengelola pesantren. Foto: Bisnis.com

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Mantan penyidik Komisi Pmberantan Korupsi (KPK) yang pernah dijuluki "Raja OTT" Harun Al Rasyid kini tetap sibuk meskipun sudah diberhentikan oleh pimpinannya. Namun kesibukannya jauh berbeda dari sebelumnya. Kini Cak Harun mengisi kesehariannya dengan mengelola sebuah Pondok Pesantren. Ia pun harus berjualan untuk menutupi hidup kesehariannya.

“Harun Al Rasyid nama lengkapnya. Mantan Penyelidik Utama KPK (Kasatgas). Seorang Doktor Hukum dan salah seorang pegawai KPK angkatan pertama,” kata mantan pegawai KPK Aulia Postiera dalam unggahan pada akun media sosial pribadinya @paidjorajo, Selasa (12/10).

Harun mengisi hari-harinya dengan mengelola pesantren dan barang dagangannya untuk didistribusikan dan dijual ke warung-warung,” imbuhnya.

Menurut Aulia, Harun merupakan penyelidik KPK berprestasi. Menurutnya, selama di KPK Harun banyak melakukan operasi tangkap tangan (OTT), sehingga tak ayal dia dijuluki dengan panggilan ‘Raja OTT’.

“Banyak dari kasus OTT yang ditanganinya bersama Anggota Satgasnya dalam bbrp tahun terakhir, sehingga dia tak salah juga mendapat julukan sebagai Raja OTT,” ungkap Aulia.

Meski dipecat dari KPK dengan dalih tidak memenuhi syarat asesmen tes wawasan kebangsaan (TWT), lanjut Aulia, rekannya merupakan orang yang cerdas. Bahkan dia bisa membuat karya sebuah buku dengan judul ‘Fiqih Korupsi’ dan ‘Fikih Persaingan Usaha dan Moralitas Antikorupsi

“Harun adalah satu dari 57 orang pegawai KPK yang dipecat dengan cara-cara jahat dan kotor oleh Pimpinan KPK. Namun hal itu tidak menyurutkan Harun untuk tetap produktif. Ini adalah dua buku yang sudah ditulis oleh Harun (Fiqih Korupsi dan Fikih Persaingan Usaha dan Moralitas Antikorupsi),” pungkas Aulia.

Saat aktif sebagai  penyeldiik KPK, Harun sangat sibuk dan produktif. Dia membagi waktunya untuk menyelidiki perkara, pengurus wadah pegawai KPK, pengurus Masjid Al Ikhlas KPK, mengajar mengaji di pesantrennya dan menulis buku.

“Harun biasanya menjadi imam salat Isya di Masjid KPK,” cuit @paijodirajo.

Harun, biasa dipanggil 'Cak Harun' atau 'Ustaz Harun' lahir dan besar di lingkungan pesantren NU di Madura. Hal itu pulalah yang mendorong Harun mendirikan pesantren dari menyisihkan penghasilannya, sekaligus mengajar mengaji untuk anak-anak di sekitar rumahnya di kawasan Bogor. (*)