Logo

Tradisi Ketuk Sahur Untuk Membangunkan Warga, Masih Terjaga di Gorontalo

Ratusan warga Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo bersama mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo menggelar tradisi koko’o atau ketuk sahur untuk membangunkan warga, Senin, 11 Maret 2024.

1445_H2024_M

GORONTALO -- Ratusan warga Kelurahan Talumolo, Kecamatan Dumbo Raya, Kota Gorontalo bersama mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo menggelar tradisi koko’o atau ketuk sahur untuk membangunkan warga, Senin (11/3/2024).

Dengan berjalan kaki, dengan mengambil start dari pintu gerbang kampus Universitas Negeri Gorontalo ratusan warga rela berjalan kaki mengelilingi Kota Gorontalo dengan membunyikan alat musik bambu tradisional, sambil menyanyikan lagu-lagu religi.

Tak hanya pemuda dan orang tua, tetapi anak-anak juga terlibat dalam tradisi lokal tersebut. Ketuk sahur ini juga diiringi drum band agar menambah semangat warga.

Rektor Universitas Negeri Gorontalo, Eduart Wolok mengatakan, kegiatan ini merupakan tradisi masyarakat Gorontalo yang kemudian terus dilestarikan supaya tetap terjaga. Ia juga menjelaskan, selain untuk membangunkan warga, tradisi koko’o ini sebagai rasa syukur warga karena masih dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan.

“Ini adalah sesuatu yang istimewa karena kita dipertemukan kembali dengan bulan suci Ramadan, dan ini merupakan budaya masyarakat Gorontalo yang disebut dengan koko’o atau toki sahur. Toki sahur itu artinya kaum muda itu bangun kemudian membunyi-bunyikan untuk membangunkan masyarakat untuk sahur,” kata Eduart Wolok.

Kegiatan ketuk sahur ini dimulai pukul 02.00 hingga pukul 03. 00 dini hari.

“Kami berkesempatan untuk ikut melestarikan budaya Gorontalo ini sebagai bentuk kegembiraan menyongsong dan menyambut bulan suci Ramadan. Start-nya dari pintu Gerbang UNG dan nanti finisnya di Kelurahan Talumolo,” kata Eduart Wolok.