Logo

Wamendes PDTT Dukung Program Budidaya Pisang di Sulsel

Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin.

MAKASSAR - Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, mengucapkan selamat datang kepada Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Wamendes PDTT), Prof. Paiman Raharjo, dalam acara silaturahmi di Pelataran Inninawa (Lakipadada) Rumah Jabatan Gubernur pada malam Selasa, 10 Oktober 2023.

Bahtiar menyambut kedatangan Prof. Paiman Raharjo dengan penuh antusiasme, menyebutnya sebagai guru dan sahabat. Prof. Paiman telah memberikan banyak inspirasi kepada mereka.

Paiman Raharjo, yang juga Rektor Universitas Moestopo Jakarta, memberikan arahan mengenai pengelolaan desa dalam sambutannya. Bahtiar menegaskan bahwa fokus program unggulan mereka dalam setahun mendatang adalah pembangunan desa. Menurutnya, desa adalah kunci utama pembangunan dan pemerintahan.

"Maka kita harus mencari cara yang lebih efektif untuk mengatasi masalah seperti inflasi dan stunting, yang diutarakan oleh Presiden Jokowi. Fokus utama kita adalah mengembangkan potensi desa berdasarkan budaya dan alam, seperti perikanan, kelautan, dan peternakan," ungkap Bahtiar.

Paiman menegaskan bahwa membangun desa harus berdasarkan potensi dan budaya setempat. Ia menyatakan bahwa mencoba mengubah desa yang memiliki budaya pertanian atau perikanan menjadi industri adalah sulit, karena budayanya berbeda.

Ia menekankan pentingnya mengidentifikasi potensi desa dan mengembangkan kearifan lokal yang dapat menjadi nilai ekonomi. Hal ini akan membantu desa mendukung ekonomi nasional.

Pemerintah telah mengalokasikan dana desa yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2022, alokasinya mencapai Rp68 triliun, sedangkan pada tahun 2023 sebesar Rp70 triliun, dan pada tahun 2024 sebesar Rp80 triliun.

Paiman menjelaskan bahwa Kementerian Desa bertugas memantau dan memonitor penggunaan dana desa, sementara pengelolaan dana desa dilakukan oleh Kementerian Keuangan. Prioritas penggunaan dana desa berbeda setiap tahunnya. Salah satu prioritas tahun ini adalah penanganan stunting dan ketahanan pangan.

Paiman juga menyoroti pentingnya partisipasi masyarakat dan pengusaha dalam pengembangan desa, seperti melalui pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan permodalan internal masyarakat. Hal ini akan memperkuat ekonomi desa.

Selain itu, program budidaya pisang di Sulawesi Selatan dianggap efektif dalam mengatasi masalah pangan, stunting, dan kemiskinan. Pisang merupakan komoditas yang dekat dengan budaya masyarakat Sulsel.

Prof. Paiman menegaskan dukungannya terhadap upaya peningkatan budidaya pisang dan menganggapnya sebagai potensi besar bagi wilayah ini, bahkan sebagai ikon provinsi. Pisang bisa menjadi daya tarik wisata karena keterkaitannya dengan budaya Sulsel.

Penjabat Gubernur Bahtiar Baharuddin merespons positif dan berharap program budidaya pisang akan memberikan manfaat besar bagi Sulawesi Selatan.

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News