Logo

Jembatan Putus Diterjang Banjir, Warga Polewali Mandar Sulbar Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai

Warga bergotong-royong mengangkat motor untuk menyeberangi sungai di Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Kamis 23 Maret 2023.

snapedit_puasa_insul700

INFOSULAWESI.com, POLMAN -- Ratusan warga di Desa Kunyi, Kecamatan Anreapi, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terisolasi akibat jembatan di wilayah itu terputus setelah diterjang banjir. Warga setempat pun bertaruh nyawa saat menyeberangi sungai, Rabu (23/3/2023).

Jembatan sepanjang 15 meter yang biasa digunakan, hanyut diterjang banjir setelah air sungai Kunyi meluap akibat intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Polewali Mandar.

Ada enam dusun di Desa Kunyi, di Polewali Mandar, yang terisolasi akibat jembatan putus, yakni Dusun Cendana, Rappang, Tondobakaru, Rarekang, Bendang, dan Buangin.

Warga yang ada di enam dusun tersebut terpaksa harus bertaruh nyawa menyeberang sungai saat akan beraktivitas ke kota maupun ke pasar. Hal itu lantaran jalan tersebut merupakan akses satu-satu yang digunakan warga.

Mereka tidak punya pilihan selain menyebrangi sungai menggunakan seutas tali. Bahkan, mereka harus bergotong-royong mengangkat sepeda motor menyeberang sungai untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Selain jembatan, akses jalan beton sepanjang 20 meter di Kelurahan Anreapi, Kecamatan Anreapi, pun amblas, sehingga cuma bisa dilalui sepeda motor dan pejalan kaki.

Ketua BPD Desa Kunyi, Ruslan, mengatakan, rubuhnya jembatan penghubung antardusun di Desa Kunyi disebabkan oleh intensitas hujan yang tinggi sehingga air sungai Kunyi meluap.

"Memang hujan deras, awalnya itu sekitar pukul 05.00 Wita sampai pukul 09.00 Wita lewat. Jumlah keluarga yang terisolasi ada sekitar 400, ada ribuan jiwa," kata Ruslan.

Menurutnya, putusnya jembatan penghubung ini membuat warga tidak punya pilihan lain selain menyeberang sungaim lantaran akses ini merupakan satu-satunya yang dapat dilalui warga.

"Jadi kalau warga mau keluar harus menyeberang sungai, jika air sudah surut baru bisa bisa menyeberang. Kalau menyeberang sungai kami harus hati-hati, harus selalu melihat ke hulu sungai," ungkapnya.

"Di sini harus selalu ada warga yang stand by untuk kasih aba-aba kalau tiba-tiba ada banjir dan juga untuk gotong-royong mengangkat motor untuk menyeberang," tambahnya.

Warga berharap agar pemerintah setempat dapat segera memperbaiki jembatan putus tersebut, lantaran tanpa jembatan, aktivitas warga terganggu.

Sebelumnya, banjir menerjang Kabupaten Polman sejak Senin (20/3/2023). Lima kecamatan terdampak bencana tersebut, yakni Kecamatan Binuang, Anreapi, Polewali, Matakali, dan Matangnga.

Ratusan rumah warga dan sejumlah sekolah terendam banjir bahkan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan rusak akibat diterjang banjir.

Cek berita dan artikel yang lain infosulawesi.com di Google News