Logo

Pertemuan Jokowi-Surya Paloh Menggambarkan Koalisi Perubahan Sudah Selesai

TANGERANG -- Direktur Eksekutif Kajian Politik Nasional (KPN) Adib Miftahul menilai pertemuan antara Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh di istana beberapa hari lalu menunjukan bahwa koalisi perubahan sudah selesai.

"Tanggapan saya pertama, Surya Paloh, Nasdem, bahkan bisa koalisi perubahan sudah selesai. Dalam arti kata bahwa (kehadiran Surya Paloh) ke istana itu menurut saya bisa dinilai sebuah pengondisian," ujar Adib, (20/2/2024).

Adib menyatakan bahwa pertemuan Jokowi dengan Surya Paloh merupakan momentum sangat tepat mengingat kubu 1, dan 3, menolak kemenangan capres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming hasil quick count dalam Pilpres 2024.

"Pertemuan Surya Paloh itu momentumnya sangat tepat, saat ketika 1 dan 3 masih menolak mengakui kemenangan walau secara quick count. Tapi kalau dasarnya bahwa tidak pernah ada quick count itu di atas 3 persen, misalnya yang selisih dengan real count," ucapnya.

"Saya kira beliau-beliau itu tahu secara metodologi penelitian real count itu menggambarkan bahwa sebenarnya pertarungan pilpres selesai sehingga ketika Surya Paloh bertemu Jokowi, menurut saya games is over (permainan sudah selesai) bahwa pengondisian sedang berlangsung," sambung Adib.

Adib yang merupakan Dosen Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ini juga menilai bahwa sejatinya dalam perjalanan politik Partai Nasdem besutan Surya Paloh itu tidak pernah beroposisi dari pemerintahan Jokowi.

"Apalagi DNA Surya Paloh ini kan nggak bisa beroposisi dengan Jokowi. Kalaupun yang dilihat dari luar mereka berantem dan sebagainya, menurut saya tidak, hanya gimmick saja.  Yang terjadi sekarang adalah, ada rekonsiliasi nasional demi persatuan bangsa," tuturnya.

Bahkan, kata Adib, kala Jokowi kembali terpilih sebagai Presiden 2019, partai politik yang bertahan sebagai oposisi hanya PKS dan Demokrat.

"Jokowi sudah bisa membuktikan itu koalisi gemuknya yang tersisa hanya PKS dan Demokrat kemarin, kan gitu. 

Yang kedua alasan normatifnya bisa dinilai ini bentuk rekonsiliasi nasional sudahlah ngapain capek-capek ribut pilpres kecurangan segala macam, kita selesaikan saja, bisa juga seperti itu," pungkasnya.