Jakarta -- Kemajuan teknologi di bidang kedokteran dinilai menimbulkan berbagai tantangan etika yang harus dihadapi oleh para dokter di Indonesia. Hal ini disampaikan Ketua Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Djoko Widyarto.
Menurut Djoko, sejumlah masalah etika terkait kemajuan teknologi dalam kedokteran seperti privasi dan kerahasiaan pasien. Kemudian, keadilan akses terhadap terhadap teknologi, tanggung jawab dalam penggunaan teknologi, serta penggunaan data untuk penelitian.
“Kemajuan teknologi seperti rekam medis elektronik dan telemedisin dapat meningkatkan risiko pelanggaran privasi. Dimana, data medis yang disimpan secara digital jauh lebih rentan terhadap peretasan dan penyalahgunaan,” kata Djoko saat konferensi pers di Jakarta Pusat, Sabtu (16/11/2024).
Djoko menjelaskan, tidak semua pasien memiliki akses yang sama terhadap teknologi medis terbaru seperti alat diagnostik canggih. Ia menilai hal tersebut akan menimbulkan ketidakadilan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia.
“Dengan adanya teknologi seperti kecerdasan buatan (AI) untuk diagnosis muncul pertanyaan tentang siapa yang bertanggung jawab jika terjadi kesalahan. Apakah dokter, pengembang teknologi, atau sistem itu sendiri yang harus bertanggung jawab atas hasil pengobatan yang buruk?” ujarnya.
Djoko juga menyoroti terkait penggunaan data untuk penelitian dan data medis yang dikumpulkan dari pasien untuk penelitian. Namun, menurut Djoko, penggunaan data seperti itu harus mendapatkan persetujuan dari para pasien.
“Masalah muncul ketika data digunakan tanpa izin atau ketika pasien tidak sepenuhnya mengerti bagaimana data mereka akan digunakan. Isu lain intervensi genetik dan teknologi,” ucap Djoko.