INFOSULAWESID.com -- Saat awal tampil di Korea Selatan, hampir tidak ada yang tahu siapa Megawati. Hanya satu nama asing di antara deretan pemain lokal yang sudah lebih dulu tenar. Namun begitu ia mulai melancarkan smash-smash kerasnya, publik negeri ginseng langsung terbelalak. Televisi menyorotinya, komentator menyebutnya monster di garis depan, dan penonton menjulukinya Megatron. Dari situ, pelan tapi pasti, Megawati menguasai Korea, menjelma legenda di Red Sparks, dan meninggalkan jejak yang sulit dilupakan.
Kini, kisah itu mulai terulang di Turki. Datang sebagai pemain baru Manisa BBSK, Megawati seolah kembali ke babak prolog. Belum banyak yang mengenalnya, hanya disebut “pemain Indonesia pertama di liga Turki.” Tapi sejak bola pertama dipukul dalam sesi latihan, atmosfer langsung berubah. Smash-nya bergema, lantai lapangan bergetar, kamera televisi pun terpaksa menyorot lebih lama. Penonton Turki yang awalnya hanya ingin melihat latihan rutin, tiba-tiba menemukan bintang baru, berhijab, asing, tapi memukul bola sekeras dentuman meriam Utsmani.
Di sini konteksnya berbeda dengan Korea. Turki bukan sekadar liga profesional, tetapi salah satu pusat kekuatan voli dunia. Klub-klub Turki seperti VakifBank, Fenerbahçe, hingga Eczacıbaşı Dynavit berulang kali jadi juara Eropa. Banyak pemain top dunia, dari Brasil, Amerika Serikat, Serbia, hingga Italia, berbondong-bondong ke liga Turki karena kualitasnya dianggap paling bergengsi di luar Olimpiade. Bahkan, timnas voli putri Turki saat ini berada di jajaran raksasa voli dunia bersama Italia, Brasil, dan Amerika Serikat. Artinya, Megawati kini sedang mengadu nasib di habitat para predator. Di hutan rimba voli internasional, ia bukan lagi sekadar bintang Asia, tapi harus bertarung melawan para ratu dunia.
Megawati akan berlaga di Kadinlar 1 Ligi, yaitu kasta kedua Liga Voli Putri Turki musim 2025–2026. Klub barunya, Manisa BBSK, baru saja promosi dari divisi bawah dan kini bersaing di Grup A bersama tim-tim seperti Fenerbahçe Medicana II, Vakifbank II, dan Eczacibasi versi junior. Walau bermain di kasta kedua, bukan tidak mungkin inilah loncatan ke liga utama. Nah, di liga utama Megawati akan ketemu Zahra Gunes dan Vargas. Aminkan lah, wak!
Namun justru di sanalah letak dramanya. Di tengah arena sebesar itu, Megawati hadir dengan gaya sederhana. Hijabnya membuat ia langsung berbeda, aksen Indonesia-nya terdengar asing, tapi tangannya yang keras membelah bola membuat semua kejanggalan itu sirna. Turki yang sudah terbiasa dengan pemain-pemain flamboyan kini menemukan kontras baru, seorang perempuan yang datang pelan-pelan, tanpa banyak gembar-gembor, lalu menjawab semua keraguan dengan smash keras ke lantai.
Pelan tapi pasti, sorotan mulai berputar ke arahnya. Satu video latihan Megawati masuk televisi, membuat komentator Turki kebingungan apakah harus memuji atau merapal doa. Fans voli Indonesia di tanah air pun kalap. Media sosial penuh editan bola Megawati jadi meteor, meme Megawati mengguncang parlemen Ankara, sampai ada yang mengklaim smash-nya bisa memadamkan listrik satu distrik. Absurd? Tentu saja. Tapi begitulah cara legenda lahir, dari kisah-kisah yang terlalu berlebihan untuk tidak dipercaya.
Dalam dunia voli, legenda tak pernah lahir sekaligus. Ia tumbuh pelan-pelan, lewat setiap pukulan, setiap pertandingan, setiap kamera yang akhirnya terpaksa mengalah menyorot lebih lama. Kalau di Korea Selatan ia disebut Megatron, siapa tahu di Turki ia akan dijuluki Yıldırım Kadın, Perempuan Petir. Karena satu hal sudah jelas, pelan tapi pasti, Megawati mulai memengaruhi Turki, bukan hanya dengan bola, tapi dengan auranya, dengan keberaniannya, dan dengan smash yang terus-menerus mengguncang panggung dunia.
Siapa tahu, bila ia terus berkembang, bukan hanya klub-klub Turki yang tunduk, melainkan seluruh negeri akan bersorak memanggil namanya. Dari Istanbul hingga Ankara, dari Izmir hingga Manisa, suara bola jatuh akan bergema seperti dentuman sejarah baru, dentuman yang ditulis tangan kanan Megawati, anak bangsa dari Indonesia.
Rosadi Jamani - Ketua Satupena Kalbar
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi