Logo

Menko Perekonomian Berharap Pembangunan Smelter Nikel di Morowali, Sulteng Selesai 2025

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berbicara dalam sebuah forum. (Foto: Dokumentasi/Humas Kemenko Perekonomian)

pers2023insul700_3

INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- Proyek pembangunan smelter nikel rendah karbon terintegrasi di Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah diharapkan selesai tahun 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan harapan itu, saat peletakan batu pertama proyek tersebut, Jumat (10/2/2023). 

Proyek smelter nikel milik PT Vale Indonesia Tbk dan PT Bahodopi Nickel Smelting Indonesia (BNSI) dibangun dengan anggaran sebesar Rp37,5 triliun. "Insyaaallah bisa diselesaikan dalam 2,5 tahun," kata Airlangga dalam keterangannya. 

Harapan itu menurutnya bukan hal yang mustahil terwujud. Sebab, kemampuan, dan semangat tim begitu terlihat, proyek pun nampak rapih, dan tertata. 

Lokasi penambangan nikel berada di Kecamatan Bungku Timur, dan Bahodopi, Morowali. Sementara lokasi pabrik smelter berlokasi tidak jauh, yakni di Desa Sambalagi, Kecamatan Bungku Pesisir, Morowali. 

Smelter nikel itu nantinya akan memiliki kapasitas produksi mencapai 73 ribu ton per tahun. Airlangga mengatakan, smelter nikel itu akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF).

Smelter juga didukung sumber listrik yang berasal dari gas alam. Hal ini diyakini mengurangi emisi karbon dari keseluruhan operasi proyek dengan target hingga 33 persen, pada tahun 2030. 

Proyek ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tengah secara khusus, dan Pulau Sulawesi pada umumnya. Keberadaan proyek tersebut juga diyakini akan menyerap tenaga kerja sebanyak 12 ribu, hingga 15 ribu orang, saat masa konstruksi. 

Selain itu, proyek ini juga diyakini menyerap sekitar 3 ribu tenaga kerja saat operasional. Airlangga berharap, proyek smelter nikel ini memberikan efek secara langsung kepada masyarakat.