Logo

Terkait Penangkapan Djoko Tjandra, 3 Jenderal Polisi Dicopot

Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo memberikan keteranga pers terkait penangkapan buronan kasus korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko Tjandra di Malaysia.

INFOSULAWESI.com, JAKARTA - Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengomentari keberhasilan Polri menangkap buron kelas kakap Djoko Tjandra di mancanegara. Pasalnya, ada narasi yang mengaitkan keberhasilan Polri itu dengan calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis.

Menurut Reza, sebenarnya keberhasilan Polri mengakhiri pelarian terpidana korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali itu merupakan hal biasa dan bukan prestasi yang perlu dibesar-besarkan. Namun, penangkapan itu menjadi terlihat wah karena selama ini masyarakat kadung menganggap Polri kurang serius.

“Bahwa Djoko Tjandra nanti diproses, itu pun biasa saja. Dengan dasar sikap seperti itu, walau tidak saya nihilkan, tetapi saya tidak akan catat penangkapan tersebut sebagai nilai tambah jika dikait-kaitkan dengan narasi pencalonan Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis,” ucap Reza seperti dikutip PojokSatu.id (Jawa Pos Group), Sabtu (1/8).

Reza mengharapkan keberhasilan Polri menangkap Djoko Tjandra menjadi jalan pembuka bagi pembersihan di seluruh lembaga penegakan hukum. Menurutnya, pembersihan itu pun semestinya dilakukan melalui penindakan organisasi dan pidana. Selanjutnya, hasilnya diumumkan ke publik.

“Mengapa sisi itu yang justru lebih saya hargai? Tak lain karena di institusi penegakan hukum marak subkultur bernama Blue Curtain Code atau Code of Silence, yaitu kebiasaan menyimpang untuk menutup-nutupi kesalahan sesama kolega,” tuturnya.

Pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel mengomentari keberhasilan Polri menangkap buron kelas kakap Djoko Tjandra di mancanegara. Pasalnya, ada narasi yang mengaitkan keberhasilan Polri itu dengan calon pengganti Kapolri Jenderal Idham Azis.

Menurut Reza, sebenarnya keberhasilan Polri mengakhiri pelarian terpidana korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali itu merupakan hal biasa dan bukan prestasi yang perlu dibesar-besarkan. Namun, penangkapan itu menjadi terlihat wah karena selama ini masyarakat kadung menganggap Polri kurang serius.

“Bahwa Djoko Tjandra nanti diproses, itu pun biasa saja. Dengan dasar sikap seperti itu, walau tidak saya nihilkan, tetapi saya tidak akan catat penangkapan tersebut sebagai nilai tambah jika dikait-kaitkan dengan narasi pencalonan Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis,” ucap Reza seperti dikutip PojokSatu.id (Jawa Pos Group), Sabtu (1/8).

Reza mengharapkan keberhasilan Polri menangkap Djoko Tjandra menjadi jalan pembuka bagi pembersihan di seluruh lembaga penegakan hukum. Menurutnya, pembersihan itu pun semestinya dilakukan melalui penindakan organisasi dan pidana. Selanjutnya, hasilnya diumumkan ke publik.

“Mengapa sisi itu yang justru lebih saya hargai? Tak lain karena di institusi penegakan hukum marak subkultur bernama Blue Curtain Code atau Code of Silence, yaitu kebiasaan menyimpang untuk menutup-nutupi kesalahan sesama kolega,” tuturnya.