Logo

Wagub Jatim, Emil Dardak Terpilih sebagai Presiden EAROPH 2022-2024

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak (tengah), terpilih sebagai Presiden Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) untuk periode 2022-2024. (Foto: Beritasatu)

INFOSULAWESI.com, SURABAYA -- Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur Emil Elestianto Dardak dipercaya sebagai Presiden Organization for Planning and Human Settlements (EAROPH) periode 2022-2024, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden selama dua tahun.

Kepemimpinan tertinggi EAROPH ini diserahkan saat pembukaan World Congress ke-28 di Surabaya oleh Ar Yolanda David Reyes dari Filipina yang menjabat sebagai Presiden di periode sebelumnya.

Emil berharap dengan terpilih menjadi Presiden EAROPH periode 2022-2024, Jawa Timur bisa menjadi pusat inisiatif infrastruktur hijau.

"Biasanya di ibu kota negara tapi kali ini kesempatan diberikan untuk Jatim. Baik Surabaya atau Jatim secara keseluruhan untuk ikut menentukan agenda pemukiman wilayah dua tahun ke depan sebelum nantinya tongkat estafet akan lanjut ke Pakistan," katanya.

Emil Dardak memaparkan langkah konkret yang mulai dilakukan adalah bekerja sama antara pemerintah dengan lembaga dari Jerman untuk inisiatif infrastruktur hijau di Jatim.

"Ini lompatan-lompatan kita butuh untuk membangun kota yang lebih hijau dan berkelanjutan secara lingkungan hidup," kata dia.

Lebih lanjut, Emil Dardak mengatakan, sebagai Presiden EAROPH, dirinya ingin memberikan perspektif dari pemerintah lokal dalam agenda EAROPH ke depan, dengan mengambil contoh Jawa Timur.

“Kami membangun daerah kami dengan kerja keras dari pemerintah lokal dan juga menyerap aspirasi masyarakat untuk mengejar pembangunan di dunia yang bergulir cepat, terutama setelah Covid-19,” tegasnya.

Dia meyakini bahwa perencanaan selalu menjadi jawaban untuk masa depan yang dinamis, fleksibel dan agile. Maka dari itu, perencanaan perlu bersifat adaptif untuk mewujudkan masa depan kota dan pemukiman yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Ini kesempatan luar biasa untuk berkolaborasi dengan negara lain serta bisa menghadapi perubahan yang semakin pesat," katanya.

Emil Dardak menjelaskan EAROPH berdiri sejak tahun 1956 di New Delhi, India. Tapi kemudian mulai tahun 1970-an sekretariatnya pindah ke Kuala Lumpur, Malaysia.

Menurut dia, hal itu menjadi kesempatan untuk meningkatkan kolaborasi karena tantangan ke depan sangat berat. Untuk mengantisipasi perubahan yang semakin pesat semakin cepat dalam pola-pola perkembangan wilayah.

"Tantangan iklim misalnya, perlu diselesaikan dengan cara berkolaborasi dengan para pakar. Wilayah Asia dan Australia itu punya karakter sendiri sehingga perlu wadah untuk mendekatkan lagi para pakar dari negara-negara itu," kata dia.

Ar Yolanda David Reyes menambahkan, menjadi Presiden EAROPH memberikan kewenangan istimewa untuk bisa membawa para pakar dan ahli di bidang arsitektur dan pemukiman bertaraf internasional untuk mencapai agenda EAROPH dalam memberikan perencanaan dan pembangunan tata ruang kota yang lebih baik.

"Hal ini sudah kami lakukan selama pandemi Covid-19. Sekarang saatnya kami mempercepat langkah untuk fokus ke perencanaan kota masa depan pasca pandemi ini,” tuturnya. (BS)