Logo

Pemerintah Apresiasi Lomba Dongeng Nasional sebagai Upaya Pemajuan Kebudayaan

Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kementerian Kebudayaan, Ismunandar saat kegiatan ‘Final Lomba Dongeng Nasional’ di Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, Sabtu (6/12/2025).

JAKARTA -- Kementerian Kebudayaan (Kembud) mengapresiasi peran Komite Seni Budaya Nusantara (KSBN) dalam menjaga keberlanjutan tradisi lisan. Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga Kembud, Ismunandar, menilai Lomba Dongeng Nasional memberi kontribusi penting bagi pemajuan kebudayaan.

Ismunandar mengatakan dongeng merupakan objek pemajuan kebudayaan yang perlu terus dirawat. Ia menilai kegiatan ini menguatkan perilaku positif serta menjaga tradisi lisan Nusantara.

“Memelihara tradisi dongeng pada dasarnya turut memajukan kebudayaan,” kata Ismunandar dalam kegiatan ‘Final Lomba Dongeng Nasional’ di Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen), Jakarta, Sabtu (6/12/2025). Ia menegaskan pemajuan kebudayaan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi seluruh masyarakat.

Ia juga menyebut keberlanjutan program menjadi faktor penting agar tradisi lisan tetap hidup. Ismunandar mengapresiasi sinergi KSBN dan dukungan berbagai pihak yang menjaga kesinambungan kegiatan.

Sementara itu, Ketua Umum KSBN, Hendardji Soepandji, mengatakan Lomba Dongeng Nasional digelar untuk membangun ekosistem kebudayaan yang inklusif. Ia menilai pelestarian budaya anak sejak dini harus berlangsung merata di seluruh Indonesia.

“Kegiatan ini bertujuan membangun ekosistem kebudayaan melalui pelestarian dan pembinaan,” ujar Hendardji. Ia menyebut penyelenggaraan lomba terwujud berkat kerja sama pemerintah dan masyarakat.

Hendardji menjelaskan seleksi berlangsung dari tingkat kabupaten hingga provinsi sebelum mencapai tingkat nasional. Menurutnya, 18 peserta yang tampil pada final ini telah melewati proses panjang yang transparan dan kompetitif.

Ketua umum ini menambahkan hasil seleksi mencerminkan pemerataan pendidikan karakter secara nasional. “Tidak semuanya diborong peserta dari Jawa, karena peserta luar Jawa juga bersaing dengan standar sama,” ucapnya.

Bahkan, ia menyoroti prestasi dari Provinsi Sulawesi Selatan yang meraih tiga kategori pada lomba ini. Hendardji menyebut capaian itu menunjukkan kualitas pendidikan karakter yang merata.