Logo

Mengejar Harga Wajar Tiket Mudik Lebaran

Calon penumpang di depan layar jadwal kereta api di Stasiun Malang, Jawa Timur, Senin (1/4/2024). Kereta api merupakan salah satu moda transportasi favorit untuk mudik Lebaran.

AKTIVITAS mudik memang memerlukan biaya besar. Salah satu komponen yang menyumbang pengeluaran cukup besar adalah transportasi, apalagi yang tempat tujuannya jauh. 

Namun, pilihan moda transportasi yang terbatas, mau tak mau tetap harus dipilih. Kendati konsekuensinya harus merogoh kocek lebih dalam.

Sudah menjadi rahasia umum jika saat musim Lebaran seperti saat ini, harga tiket transportasi melonjak. Tiket pesawat, kapal laut, kereta api, hingga bus hampir semuanya laris dibeli masyarakat. 

Permintaan yang tinggi ini membuat perusahaan transportasi memanfaatkan peluang. Salah satunya dengan menaikkan harga tiket. 

Namun, pemerintah tidak tinggal diam. Kementrian Perhubungan telah menetapkan aturan tarif batas atas (TBA) bagi penjualan tiket pesawat. Walau kenyataannya saat musim mudik, sebagian besar maskapai menaikkan tarif mendekati TBA yang ditetapkan.

Tidak hanya pesawat, pilihan moda transporasi lainnya juga melakukan hal serupa. Seolah ingin mendapatkan “panen besar”, tiket perjalanan untuk mudik, tidak tanggung-tanggung bisa mencapai dua kali lipat dari tarif biasanya. Wajar jika akhirnya masyarakat mengeluh.

Mudik memang sudah menjadi tradisi masyarakat saat hari raya keagamaan. Namun, hendaknya situasi ini tidak lantas dijadikan komoditas ekonomi untuk meraup untung sebanyak-banyaknya.

Jangan sampai roda ekonomi saat mudik Lebaran berputar cepat, tetapi malah  menyumbang angka inflasi. Maka diperlukan sikap yang bijak dari operator transportasi umum di Indonesia.